Langsung ke konten utama

Jobfair Bagi Orang Awam

Kamis, 27 Oktober 2011, 08.16 WIB

Ini sudah hari keberapa semenjak saya selesai wisuda ya? Lupa. Sepertinya baru saja. Tapi berasa lama banget kenapa ya. Kemarin Rabu, 26 Oktober 2011, abis dari jobfair di daerah Semarang. Berhubung masih orang awam dalam dunia per-jobfair-an, masih belum ngerti apa-apa tentang jobfair. Jadi jobseeker benar-benar campuraduk rasanya. Kalo tau betapa susahnya cari kerja, pengennya kuliah lagi. Hahaha.
 
Search di internet saya nemu artikelnya Komunitas Pecinta Damai
Tentang tips mengikuti jobfair, saya baca sih kemarin saya baru ada di beberapa poin aja. Chekidot deh!
  1. Miliki strategi yang spesifik untuk memaksimalkan waktu Anda di acara tersebut. Jangan habiskan waktu Anda dengan perusahaan yang tidak menarik minat Anda.
  2. Lakukan registrasi sebelumnya untuk job fair itu, agar Anda bisa memperoleh list nama perusahaan yang ikut serta dalam pameran.
  3. Jangan menghilangkan list perusahaan hanya karena mereka merekrut bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang Anda. Tak ada salahnya berkenalan dengan rekruiter manager-nya untuk menambah network Anda.
  4. Cobalah untuk membuat riset kecil untuk sekedar mengetahui informasi perusahaan tempat Anda akan melamar. Pertanyaan yang sering muncul dari rekruiter “kenapa Anda tertarik bekerja di perusahaan kami?”. Bila Anda sudah lebih dahulu mengetahui info mengenai perusahaan tersebut, itu tentunya bukan pertanyaan yang sulit untuk Anda. Setidaknya mereka akan menghargai pengetahuan Anda.
  5. Jangan hanya meletakkan resume Anda di meja rekruiter dan meninggalkannya pergi begitu saja.
  6. Persiapkan sedikit pembicaraan yang mempromosikan kelebihan Anda pada rekruiter. Dan bersiaplah untuk menjawab pertanyaan yang umum ditanyakan saat interview.
  7.  Siapkan juga strategi yang baik ketika membicarakan mengenai pengalaman kerja, skills, dan keahlian Anda. Sedangkan untuk mereka yang masih kuliah, kadang kala rekruiter menanyakan IPK (indeks prestasi kumulatif), dimana universitas Anda dan sebagainya. Jadi persiapkanlah.
  8. Jangan takut terintimidasi oleh rekruiter. Mereka hanyalah orang yang ditunjuk untuk menyeleksi Anda. Percaya diri saja Anda memang kandidat yang potensial.
  9. Siapkan beberapa pertanyaan untuk rekruiter. Ini membantu untuk menunjukkan ketertarikan Anda pada perusahaan itu. Tetapi jangan bertanya mengenai hal-hal umum yang semua orang tahu, seperti “perusahan ini bergerak dibidang apa?” Artinya Anda harus menyiapkan pertanyaan yang lebih intens, personal. Misalnya, “apa yang harus saya lakukan dalam bidang tersebut?”.
  10. Ini juga penting. Sebutlah nama rekruiter beberapa kali saat Anda berbincang dengannya. Anda bisa berkenalan dengannya, bertukar kartu nama atausekedar mengintip dari name tag yang dikenakannya.
  11. Hilangkan kebiasaan buruk, seperti memainkan ujung rambut, mengunyah permen karet, gemetar, atau mengusap hidung. Ini menimbulkan citra buruk Anda di mata rekruiter.
  12. Ingat hal-hal penting saat interview yaitu,  jabat tangan, senyuman, kontak mata, gunakan suara tegas dan intonasi yang jelas.
  13. Hindari sebisa mungkin keseringan menggumam. Kata-kata seperti “umm…”, “oh…” atau “ya gitu deh”. Perhatikan setiap detail kata-kata yang mengalir dari mulut Anda. Meski bukan kata-kata formal dan baku. Bersikaplah sopan maka rekruiter akan merasa dihargai, dan pasti akan menambah nilai plus untuk Anda.
  14. Bawalah beberapa copy aplikasi dan resume Anda. Usahakan sebaiknya resume berbeda model dan dalam berbagai versi, sesuaikan dengan tipe perusahaan yang akan Anda lamar.
  15. Manfaatkan waktu Anda untuk membangun hubungan baik dengan rekruiter. Tetapi jangan sampai Anda terkesan memonopoli waktu mereka.
  16. Jangan hanya mondar-mandir di depan booth perusahaan, lalu menginterupsi pembicaraan yang sedang berlangsung. Anda akan dicap sebagai pengganggu. Sebaiknya tunggulah giliran Anda berbicara dan bersikaplah sopan.
  17. Kenakan busana yang menunjukan profesionalitas Anda. Pilih baju yang “aman” dan sepatu yang nyaman. Ungkapan “Don’t judge the book by its cover”, tidak akan berlaku saat pameran pekerjaan atau job fair. Karena kebanyakan rekruiter tidak hanya melihat “otak” Anda tetapi juga penampilan Anda.
  18. Jangan buang-buang kesempatan untuk membangun jaringan. Baik dengan rekruiter, para pencari kerja yang lain atau dengan para profesional lain yang hadir di Job fair tersebut.
  19. Jangan katakan hal yang buruk mengenai kampus Anda, pekerjaan dan perusahaan Anda sebelumnya, atasan atau supervisor Anda.
  20. Pastikan Anda bertanya mengenai keseluruhan proses rekruitmen, tetapi jangan terlalu banyak bertanya mengenai gaji, waktu untuk libur, dan apa saja yang bisa Anda dapat di perusahaan itu. Ingat, Anda belum memberikan kontribusi apa-apa untuk perusahaan tersebut, jadi jangan dulu menuntut terlalu banyak.
  21. Berinisiatiflah untuk menanyakan proses selanjutnya, dan siapkan diri untuk hal tersebut.
  22. Anda mungkin akan di hubungi via telepon atau email mengenai hasil dari proses rekruitmen tersebut. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih saat Anda dinyatakan berpeluang untuk bergabung di perusahaan mereka. Bukan hal yang sulit dilakukan. Nilai Anda akan semakin naik. Dari hal kecil yang berefek besar!


OK. Fine! Setelah ngebaca artikel di atas, cukup ngasih pandangan biar pas dateng ke jobfair berikutnya ngga kaya anak kecil yang lepas gandengannya dari ibunya. Hahahaha. Dan semoga saya bisa cepet dari kerja. Amin. Hihihi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah ini Seimbang?

Terlahir di dunia, merasakan manis dan pahitnya kehidupan, adalah suatu jalan. Jalan menuju kedewasaan. Memulai perjalanan sebagai seseorang yang suci. Merangkak menjadi insan yang mulai mengerti kehidupan. Berdiri mengenal dunia, berjalan merasakan hidup,   dan berlari mengejar mimpi. Semua akan berakhir saat raga sudah tidak bisa merasakan nafas dunia. Dimulai dengan diperhatikan, kemudian memperhatikan, dan berhenti saat dilupakan. Saat berlari, rasa lelah yang menggelayut datang. Pernahkan berpikir untuk beristirahat sejenak dan memandang ke sekeliling? Hidup bukan hanya mengejar mimpi, hidup adalah berbagi. Apakah hidup hanya mengejar mimpi akan mendewasakan seseorang? Ada kalanya saat kita diperhatikan, memperhatikan, dan dilupakan. Ya, itulah hidup. Saat diperhatikan, pernahkah berpikir bahwa orang yang memperhatikan juga butuh diperhatikan? Realitanya, selalu tidak seimbang. Puncaknya adalah dilupakan. Dan setelah itu, hanya penyesalan yang...

aku, kamu, dia, kita, kalian, dan mereka

gambar diunduh dari internet aku dan kamu. berdua sudah berkomitmen bersama, memutuskan untuk bersama-sama sampai waktu yang ditunggu tiba. Entah kapan hari itu tiba, dan entah apakah kita bisa sampai ke saat-saat itu. Selalu berharap selalu bersama dan saling berbagi hati. kamu dan dia. saat dia hadir, kamu mengkhianati aku. Kamu berbagi hati dengannya. Bermain api di belakangku, tanpa pernah memperdulikan sedikitpun hatiku. Sakit dan kecewa, habis tak bersisa lagi hatiku untukmu. Hanya karena dia, kamu tega mempermainkan dan menyakitiku. Apapun alasannya, tetap saya tidak bisa terima. Karena kita sudah berkomitmen sebelumnya. kita dan kalian. saat kau aku minta memilih, ternyata kau lebih memilih mempertahankan hubungan kita daripada hubungan kalian. Tapi jujur dalam hati, aku masih merasa ngga nyaman sama hubungan kita yang sekarang setelah tau kalian bermain dibelakangku. mereka. orang-orang yang terlalu mencampuri urusan aku, kamu, dan dia. Sedikit heran bercampur geli sebe...