Langsung ke konten utama

Bukan Rambut Biasa

Gambar diunduh dari internet
Pengen potong rambut! Berani gak yaa? Berani gak yaaaa? Jujur saya paling pikir-pikir sama yang judulnya potong rambut. Trauma dulu masnya salon memotong rambutku tanpa perasaan. Request potong pendek ala BCL, lha kok rambut saya yang panjangnya kaya Anggun C Sasmi malah dipotong model Alda Changcuters. Huaaaaaa, melihat rambut panjang saya berceceran di lantai benar-benar membuat saya gelo.

Dari duluuuuu jaman SD sampe SMP, rambut saya ngga pernah panjang. Pas TK malah panjang banget, masih inget juga kalo tiap pagi rambut di macem-macemin sama mbah uti. Dari kecil, saya tinggal sama mbah. Baru SMP saya balik ke rumah orangtua. Eh, kembali ke rambut, malah jadi curhat gitu. Bbbzzz. SMA saya udah mulai planning panjangin rambut. Sampai lulus rambut saya udah agak panjang, kira-kira sepunggung deh.
Kuliah pertengahan, terjadi kesalahan. Ya itu tadi, masnya motong tidak sesuai harapan. Huaaaaa, pengen pake wig rasanya kalo ke kampus. Gilee, ngga PD banget buat kuliah. Awalnya rambut saya udah panjaaaang banget. Menyesal, tapi nasi sudah menjadi bubur, bubur sudah kumakan pula. Apa boleh buat. Tiba-tiba kepikiran buat hair extention. Walaaaa (nada chef Faraa Queen) this is it. Saya sambung rambut saya. Jadi PD lagi sekarang. Malah rambut saya lebih panjang dari sebelum dipotong. Ihiiirrrr.

Tapi, masalah datang. Namanya juga saya itu orangnya ngga telaten, rambut sambungan saya malah sering ruwet. Sebulan saya pake, saya putuskan copot lagi. Tahun 2008 waktu itu saya pake rambut sambungan, masih pake lem nyambungnya. Tahun 2009 rambut udah agak panjangan, tapi ngga panjang banget, saya putuskan buat sambung rambut lagi (kalo ini buat gaya-gayaan). Sekarang udah pake ring nyambungnya, saya pikir ngga bakalan seruwet kalo pake lem. Ternyata eh ternyata, udah bawaan lahir kali ya jadi orang ngga telaten, rambutnya ruwet lagi. Tapi ngga seruwet yang dulu. Ini hampir 3 bulan saya pake. Trus saya copot lagi. Rambut sambungannya masih tersimpan rapi di lemari saya (takut mau buka lemari, horror ngeliatin rambut).

Dan sekarang, jrenng jreeng. Rambut saya sudah panjang sekali. Hohoho. Udah saya lurusin pula sebulan yang lalu. Tapi menyesal, saya mau rambut saya yang dulu, yang lebih mengembang (lurus bervolume) jadi keliatan seksi-seksi gimana gitu. Sekarang tinggal tunggu rambut balik ke asal saja. Tapi lama-lama sumpek kalo kepanjangan rambut. Niatnya mau potong, tapi takut hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Potong gak yaaaa? Potong gak yaaaa? Hmmm.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jobfair Bagi Orang Awam

Kamis, 27 Oktober 2011, 08.16 WIB Ini sudah hari keberapa semenjak saya selesai wisuda ya? Lupa. Sepertinya baru saja. Tapi berasa lama banget kenapa ya. Kemarin Rabu, 26 Oktober 2011, abis dari jobfair di daerah Semarang. Berhubung masih orang awam dalam dunia per-jobfair-an, masih belum ngerti apa-apa tentang jobfair. Jadi jobseeker benar-benar campuraduk rasanya. Kalo tau betapa susahnya cari kerja, pengennya kuliah lagi. Hahaha.   Search di internet saya nemu artikelnya  Komunitas Pecinta Damai Tentang tips mengikuti jobfair, saya baca sih kemarin saya baru ada di beberapa poin aja. Chekidot deh! Miliki strategi yang spesifik untuk memaksimalkan waktu Anda di acara tersebut. Jangan habiskan waktu Anda dengan perusahaan yang tidak menarik minat Anda. Lakukan registrasi sebelumnya untuk job fair itu, agar Anda bisa memperoleh list nama perusahaan yang ikut serta dalam pameran. Jangan menghilangkan list perusahaan hanya karena mereka merekrut bidang pekerjaan ...

Apakah ini Seimbang?

Terlahir di dunia, merasakan manis dan pahitnya kehidupan, adalah suatu jalan. Jalan menuju kedewasaan. Memulai perjalanan sebagai seseorang yang suci. Merangkak menjadi insan yang mulai mengerti kehidupan. Berdiri mengenal dunia, berjalan merasakan hidup,   dan berlari mengejar mimpi. Semua akan berakhir saat raga sudah tidak bisa merasakan nafas dunia. Dimulai dengan diperhatikan, kemudian memperhatikan, dan berhenti saat dilupakan. Saat berlari, rasa lelah yang menggelayut datang. Pernahkan berpikir untuk beristirahat sejenak dan memandang ke sekeliling? Hidup bukan hanya mengejar mimpi, hidup adalah berbagi. Apakah hidup hanya mengejar mimpi akan mendewasakan seseorang? Ada kalanya saat kita diperhatikan, memperhatikan, dan dilupakan. Ya, itulah hidup. Saat diperhatikan, pernahkah berpikir bahwa orang yang memperhatikan juga butuh diperhatikan? Realitanya, selalu tidak seimbang. Puncaknya adalah dilupakan. Dan setelah itu, hanya penyesalan yang...

aku, kamu, dia, kita, kalian, dan mereka

gambar diunduh dari internet aku dan kamu. berdua sudah berkomitmen bersama, memutuskan untuk bersama-sama sampai waktu yang ditunggu tiba. Entah kapan hari itu tiba, dan entah apakah kita bisa sampai ke saat-saat itu. Selalu berharap selalu bersama dan saling berbagi hati. kamu dan dia. saat dia hadir, kamu mengkhianati aku. Kamu berbagi hati dengannya. Bermain api di belakangku, tanpa pernah memperdulikan sedikitpun hatiku. Sakit dan kecewa, habis tak bersisa lagi hatiku untukmu. Hanya karena dia, kamu tega mempermainkan dan menyakitiku. Apapun alasannya, tetap saya tidak bisa terima. Karena kita sudah berkomitmen sebelumnya. kita dan kalian. saat kau aku minta memilih, ternyata kau lebih memilih mempertahankan hubungan kita daripada hubungan kalian. Tapi jujur dalam hati, aku masih merasa ngga nyaman sama hubungan kita yang sekarang setelah tau kalian bermain dibelakangku. mereka. orang-orang yang terlalu mencampuri urusan aku, kamu, dan dia. Sedikit heran bercampur geli sebe...