Langsung ke konten utama

Kamu dan Dia

"Pilih dia atau pilih aku..."
27 September saya nerima sms itu. Sms dari mantan pacar yang sudah menemani saya selama 4th lebih. Seseorang yang benar-benar memahami saya selama ini sebelum saya menjalin hubungan dengan orang lain. Entah gimana akhir ceritanya nanti, saya sendiri juga bingung. Dari awal kita pacaran dulu, kita udah yakin satu sama lain kalo kita tuh emang jodoh, sampe nanti kita punya anak cucu kita bakalan tetep sama-sama. Tapi ternyata kenyataan berkata lain. And it's time to GALAU. Ya, saya galau. Berasa anak ABG, saya lagi kena syndrom galau tingkat nasional. Udah Waspada lagi judulnya, Siaga mah lewaaaat.
  


Tau gak, setelah nerima sms itu saya sama sekali gak bisa berkata apa-apa. Cuman diem sambil baca sms berulang-ulang, berharap semua yang terjadi saat ini cuman mimpi, dan besok pagi setelah bangun kehidupan saya kembali seperti semula. Jujur ya, akhir-akhir ini saya gak doyan ngapa-ngapain karena merasa bersalah sama mantan saya. Saya merasa udah nyakitin perasaan dia banget, ngehancurin hati dia sekali, dan membuat dia jatuh hancur berkeping-keping (kira-kira seperti itu bayangan saya). Dan saya ngga suka menyakiti orang, siapa pun. Apalagi notabene dia adalah orang yang selama ini menemani saya. Orang yang selalu ada buat saya, yang sudah mengisi hari-hari saya, dan mewarnai hari-hari saya. Yang semula cuman berwarna hitam putih kaya tivi 90an, jadi kaya tivi berwarna. 

Apa iya kalo orang dulunya pacaran, trus putus itu ujung-ujungnya selalu jadi orang asing? Apa iya mesti gitu. Iya saya tau, terlalu menyakitkan ngeliat orang yang kita sayang jalan sama orang lain, sedangkan kita masih sayang banget sama orang itu. Tapi hati berkata lain, saya ngga bisa berbuat apa-apa. Dia yang sekarang bersama saya entah kenapa udah mencuri hati saya. Dan saya juga gak punya alasan buat nolak dia. Dia terlalu baik, dan saya sama sekali ngga tega buat nyakitin dia. Oke, terdengar cukup egois, karna saya menginginkan 2 orang itu selalu ada buat saya dan selalu di samping saya.

Saya nyaman dengan dia yang sekarang bersama saya, tapi saya juga ngga bisa melihat dia yang dulu down kaya gini. Saya ngga tega ngeliat orang yang saya sayang sedih. Saya sayang sama dia. Tapi saya sekarang sudah bersama yang lain. Yang mengerti saya dan selalu membuat saya nyaman ada di sampingnya.
 Sampai saat ini, detik ini pun saya sama sekali masih ngga nyangka saya bisa kaya gini. Dulu saya berpikir saya ngga bakalan bisa lepas dari dia, dia segalanya buat saya. Tapi akhirnya, ngga seperti itu.

Saya jahat, sepertinya iya. Dan saya memang sekarang berada di posisi yang salah. Dan salah saya juga kenapa saya ngga bisa lepas dari bayang-bayang dia yang dulu. Saya mah emang orangnya gak tegaan. Apalagi itu menyangkut masalah perasaan. Mesti gimanaaaaa *lari ambil kaca.

Oke, kembali ke permasalahan awal. Gimana saya mesti ngejawab sms yang di atas tadi. Saya ngga sampai hati ngejawab saya pilih dia (yang sekarang menjadi pacar saya). Dan saya cuman bisa diem. Ngga berani sms duluan lagi. Saya ngga bisa menyakiti dia terlalu dalam lagiiii. Bukannya mau sok laku gitu diperebutin dua cowok, dan ini ngga ada hubungannya sama laku ngga laku. Ini menyangkut perasaan meeeen. 

Sekarang, cuman bisa pasrah sama keadaan, untung-untung kalo ada yang mau ngasih saran gimana seharusnya saya bersikap dalam situasi dan posisi seperti ini. Curhat sama Allah, cuman itu yang bisa saya lakuin. Saya yakin Allah pasti memberikan jalan yang terbaik buat aku, kamu, dan dia. Dan semoga tidak ada yang lebih tersakiti atas apa yang terjadi sekarang ini. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jobfair Bagi Orang Awam

Kamis, 27 Oktober 2011, 08.16 WIB Ini sudah hari keberapa semenjak saya selesai wisuda ya? Lupa. Sepertinya baru saja. Tapi berasa lama banget kenapa ya. Kemarin Rabu, 26 Oktober 2011, abis dari jobfair di daerah Semarang. Berhubung masih orang awam dalam dunia per-jobfair-an, masih belum ngerti apa-apa tentang jobfair. Jadi jobseeker benar-benar campuraduk rasanya. Kalo tau betapa susahnya cari kerja, pengennya kuliah lagi. Hahaha.   Search di internet saya nemu artikelnya  Komunitas Pecinta Damai Tentang tips mengikuti jobfair, saya baca sih kemarin saya baru ada di beberapa poin aja. Chekidot deh! Miliki strategi yang spesifik untuk memaksimalkan waktu Anda di acara tersebut. Jangan habiskan waktu Anda dengan perusahaan yang tidak menarik minat Anda. Lakukan registrasi sebelumnya untuk job fair itu, agar Anda bisa memperoleh list nama perusahaan yang ikut serta dalam pameran. Jangan menghilangkan list perusahaan hanya karena mereka merekrut bidang pekerjaan ...

Apakah ini Seimbang?

Terlahir di dunia, merasakan manis dan pahitnya kehidupan, adalah suatu jalan. Jalan menuju kedewasaan. Memulai perjalanan sebagai seseorang yang suci. Merangkak menjadi insan yang mulai mengerti kehidupan. Berdiri mengenal dunia, berjalan merasakan hidup,   dan berlari mengejar mimpi. Semua akan berakhir saat raga sudah tidak bisa merasakan nafas dunia. Dimulai dengan diperhatikan, kemudian memperhatikan, dan berhenti saat dilupakan. Saat berlari, rasa lelah yang menggelayut datang. Pernahkan berpikir untuk beristirahat sejenak dan memandang ke sekeliling? Hidup bukan hanya mengejar mimpi, hidup adalah berbagi. Apakah hidup hanya mengejar mimpi akan mendewasakan seseorang? Ada kalanya saat kita diperhatikan, memperhatikan, dan dilupakan. Ya, itulah hidup. Saat diperhatikan, pernahkah berpikir bahwa orang yang memperhatikan juga butuh diperhatikan? Realitanya, selalu tidak seimbang. Puncaknya adalah dilupakan. Dan setelah itu, hanya penyesalan yang...

aku, kamu, dia, kita, kalian, dan mereka

gambar diunduh dari internet aku dan kamu. berdua sudah berkomitmen bersama, memutuskan untuk bersama-sama sampai waktu yang ditunggu tiba. Entah kapan hari itu tiba, dan entah apakah kita bisa sampai ke saat-saat itu. Selalu berharap selalu bersama dan saling berbagi hati. kamu dan dia. saat dia hadir, kamu mengkhianati aku. Kamu berbagi hati dengannya. Bermain api di belakangku, tanpa pernah memperdulikan sedikitpun hatiku. Sakit dan kecewa, habis tak bersisa lagi hatiku untukmu. Hanya karena dia, kamu tega mempermainkan dan menyakitiku. Apapun alasannya, tetap saya tidak bisa terima. Karena kita sudah berkomitmen sebelumnya. kita dan kalian. saat kau aku minta memilih, ternyata kau lebih memilih mempertahankan hubungan kita daripada hubungan kalian. Tapi jujur dalam hati, aku masih merasa ngga nyaman sama hubungan kita yang sekarang setelah tau kalian bermain dibelakangku. mereka. orang-orang yang terlalu mencampuri urusan aku, kamu, dan dia. Sedikit heran bercampur geli sebe...